Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengakui pentingnya ekonomi maritim bagi Indonesia. Pasalnya, pergeseran pusat ekonomi dunia yang bergeser dari poros Atlantik ke poros Asia membuat 70% perdagangan dunia berlangsung di kawasan Asia Pasifik. "Sekitar 75% dari seluruh produk dan komoditas yang diperdagangkan pasti lewat jalur laut," ujar Kasubdit Pengembangan Sistem dan Informasi Angkutan Laut Kemenhub, Atik Sewaka dalam Lokakarya Forwahub di kantor Bandara Adi Soemarmo, Solo, Jumat (14/6/2013).
Atik menjelaskan, peran armada niaga nasional dalam fungsinya sebagai penunjang pembangunan perekonomian nasional maupun sebagai perangsang pertumbuhan ekonomi wilayah setempat sangat berguna meningkatkan pembangunan Indonesia. "Hal itu juga bisa merangsang pertumbuhan ekonomi," katanya.
Meningkatnya ekonomi maritim, lanjutnya, juga bisa mendorong Indonesia menjadi negara maju dan menjadi salah satu dari 10 kekuatan besar dunia pada 2025 mendatang. Bahkan pada 2050, Indonesia diperkirakan akan menjadi 6 besar dunia, melalui pertumbuhan ekonomi tinggi yang inklusif, berkeadilan dan berkelanjutan.
Guna mencapai target tersebut, pemerintah mengaku memiliki tiga strategi utama dimana salah satunya yaitu memperkuat konektivitas nasional, melalui konektivitas inter dan antar pusat pertumbuhan dalam koridor ekonomi, konektivitas antar koridor/pulau dan konektivitas internasional. "Dengan memperkuat konektivitas nasional, maka akan mempercepat perjalanan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Sehingga Indonesia bisa lebih memantapkan di dunia internasional lewat ekonomi maritim yang dimilikinya," jelasnya.
bisnis.liputan6.com