Kementerian Perhubungan mengungkapkan dana untuk perbaikan dan pengembangan 29 pelabuhan nasional dianggarkan US$13 miliar atau sekitar Rp117 triliun untuk mengatasi masalah dalam sistem logistik di jalur laut. Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengatakan berdasarkan Masterplain Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) perbaikan itu diprioritaskan untuk 29 pelabuhan dari sekitar 1.324 pelabuhan di Indonesia yang akan diimplementasikan hingga 2025. "Sekarang [pengembangan] sudah mulai. Mungkin nanti di Surabaya, Belawan [Medan] juga sedang berjalan," katanya saat ditemui di sela-sela acara Ocean Summit ITB 2012, di Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), Senin (12/11).
Saat menyampaikan keynote speaker dalam Ocean Summit, Wamenhub menjelaskan perbaikan infrastruktur dimulai dari sarana fisik dan dilanjutkan dengan pembenahan soft infrastruktur mencakup sistem pengelolaannya. Bambang mengakui selama ini persoalan transportasi laut terletak pada masalah infrastruktur pelabuhan dan pengelolaannya serta kapasitas kapal yang berlabuh masih terbatas. "Artinya kalau pelabuhannya coba kami kembangkan, kapalnya pun harus mengikuti. keduanya akan berinteraksi supaya terjadi suatu sistem pelayaran yang efisien," tuturnya.
Dia menambahkan saat ini Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I-IV tengah mengharmonisasikan anak perusahaannya yang bertanggung jawab terhadap peti kemas agar operasionalisasinya nanti bisa berstandar.
Dalam kesempatan terpisah, Kabid Distribusi Kemenko Perekonomian Erwin Raza mengungkapkan biaya logistik di Indonesia masih tergolong tinggi yang berdampak pada daya saing produk lokal dan terjadinya disparitas harga di wilayah Indonesia. "Kalau kita ingin membenahi di bidang logistik, harus menyeluruh." Dia menyebutkan pembenahan tersebut dapat dimulai pada infratrukturnya yang selama ini masih bermasalah, baik pada transportasi laut, darat, maupun transportasi udara. "Selain pembenahan infrastruktur, pembenahan itu harus dilakukan untuk para pelaku dan penyedianya, serta masalah SDM. Apalagi Indonesia akan masuk perdagangan bebas ASEAN," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Pengkajian Logistik dan Rantai Pasok ITB Senator Nur Bahagia memaparkan pendulum nusantara dalam transportasi laut dan penyebaran logistik sangat perlu dilakukan. "Harusnya pelabuhan untuk ekspor itu tidak hanya fokus di Jakarta. Untuk perairan domestik sendiri mulai Medan, Batam, Jakarta, Surabaya, Makassar, dan Sorong perlu tersambung," tuturnya.
www.bisnis.com