Pages

Senin, 24 Desember 2012

Inflatable Liferaft

Inflatable Liferaft
Inflatable Liferaft atau sering disebut juga dengan Liferaft saja, adalah salah satu alat keselamatan yang sangat penting pada kapal yang sedang berlayar. Terlebih pada kapal penumpang. Seringkali kita mendengar kabar tentang kecelakaan kapal di laut, korban jiwa menjadi lebih banyak hanya karena kurangnya persediaan peralatan keselamatan seperti Inflatable Liferaft pada kapal tersebut. Kalaupun tersedia cukup banyak, sebagian besar sudah tidak dapat berfungsi dengan baik. Bisa dibayangkan jika musibah itu terjadi dan benda-benda yang diharapkan bisa menjadi penolong tersebut ternyata justru tidak dapat digunakan. Padahal kapal yang naas itu jauh berada di tengah laut dengan cuaca yang sangat tidak bersahabat.

Liferaft adalah sebutan untuk perahu karet dengan tenda pelindung dan dilengkapi obat-obatan, perbekalan makanan dan minuman untuk keadaan darurat, beberapa benda untuk memberi tanda signal, dan alat-alat keselamatan lainnya. Liferaft dan semua perlengkapannya itu biasanya dirancang agar pemakainya dapat bertahan hidup selama satu minggu sebelum regu penolong datang. Tentunya liferaft hanya digunakan pada saat terjadi musibah di laut. Misalnya pada kapal yang tenggelam atau terbakar di tengah laut luas.

Biasanya liferaft disimpan pada sebuah tabung dengan ukuran sebesar drum yang terbuat dari fibreglass dan dicat warna putih. Disitu juga dicantumkan tanggal pemeriksaannya yang terbaru dan tanggal kedaluarsanya. Liferaft dan perlengkapannya harus diperiksa minimal satu tahun sekali. Pemeriksaan dilakukan oleh suatu badan yang telah ditunjuk oleh administrator pelabuhan setempat. Misalnya untuk wilayah Kalimantan Timur, pemeriksaan dan servis liferaft dilakukan oleh petugas dari KPN Lumba Lumba Balikpapan. Setelah selesai diperiksa, untuk setiap liferaft diterbitkan sertifikatnya. Itu sebagai tanda bahwa liferaft tersebut layak untuk digunakan jika sewaktu-waktu diperlukan.

Karena termasuk peralatan keselamatan untuk keadaan darurat, Liferaft harus ditempatkan pada posisi yang mudah dicapai. Biasanya tergantung dibagian pinggir kapal. Pada saat akan digunakan, pin penahannya dibuka hingga liferaft terlepas dari kedudukannya dan jatuh ke laut. Ada seutas tali yang memang dikaitkan pada pin pompa karbondioksida yang ada pada perahu karet yang masih terlipat dan tersimpan dalam tabung liferaft. Begitu tali tersebut ditarik, pompa tersebut mulai bekerja dan membuat perahu karet yang masih terlipat tadi mengembang hingga siap untuk digunakan. Selanjutnya para penumpang meloncat ke laut dan berenang menuju perahu karet itu.

Biaya yang harus dikeluarkan untuk pemeliharaan satu unit liferaft memang lumayan mahal. Tapi akan menjadi lebih mahal biaya yang harus dikeluarkan untuk ganti rugi korban jiwa jika seandainya terjadi kecelakaan kapal di laut. Disamping itu undang-undang keselamatan pelayaran mengharuskan tersedianya liferaft yang masih layak pakai dengan jumlah yang mencukupi pada setiap kapal yang mengangkut penumpang maupun yang tidak. Himbauan untuk para calon penumpang kapal laut, pastikan tersedianya peralatan keselamatan yang masih berfungsi dengan baik pada kapal yang akan Anda tumpangi.

Life Jacket

Life Jacket
Dalam istilah pelayaran, orang menyebutnya life jacket atau baju penolong. Jika dilihat dari bentuknya, lebih tepat disebut rompi sebab ini baju tanpa lengan. Biasanya terbuat dari bahan yang tidak tembus air. Sebenarnya ada beberapa spesifikasi life jacket yang telah dibuat orang. Beberapa diantaranya lebih pantas disebut sebagai pelampung saja karena bentuknya sama sekali tidak mirip jacket. Benda ini terdiri dari beberapa pelampung yang terbuat dari plastik atau karet yang penggunaannya diikatkan pada tubuh. Memang cara mengenakannya seperti kita mengenakan pakaian. Tapi yang biasanya sering digunakan karena kepraktisannya misalnya seperti yang tampak pada gambar.

Boleh dibilang life jacket inilah perangkat penyelamat yang paling fital saat terjadi kecelakaan di laut. Terutama pada kapal yang tenggelam. Terlebih jika tenggelamnya kapal terjadi begitu cepat. Awak kapal tidak dapat lagi mengendalikan kepanikan penumpang yang biasanya berebutan untuk naik ke sekoci penyelamat atau liferaft. Oleh karenanya, jika Anda berada dalam sebuah pelayaran laut, pastikan bahwa Anda mengetahui dimana lifejacket ini disimpan pada kapal yang Anda tumpangi. Sehingga jika sewaktu-waktu terjadi keadaan darurat, Anda sudah mengetahui apa yang harus dilakukan. Biasanya awak kapal akan memberikan petunjuk-petunjuk pada penumpang saat berlaku situasi emergency. Tapi akan menjadi lebih baik jika Anda memang sudah mengetahui sebelumnya.

Pada saat akan menggunakan life jacket, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, tentu saja Anda harus pastikan bahwa life jacket yang akan Anda gunakan masih dalam keadaan baik. Misalnya tidak ada benang jahitannya yang terlepas. Bahan pengapung masih terasa keras / kenyal saat ditekan. Belum gepeng atau tipis. Pastikan bahan kainnya juga dalam keadaan baik, tidak ada yang robek atau rapuh.

Kedua, lihat angka kapasitas life jacket tersebut. Jangan memilih angka kapasitas yang lebih rendah dari berat badan Anda. Misalnya berat badan Anda 50 Kg, maka life jacket yang harus Anda pilih adalah yang berkapasitas diatas 50 Kg. Jika Anda memilih kapasitas life jacket yang lebih ringan dari berat badan Anda, maka life jacket tersebut tidak dapat berfungsi untuk menolong Anda. Angka ini dapat dilihat pada tulisan petunjuk yang tercantum pada kain yang dijahitkan pada bagian dalam life jacket. Posisinya di bagian punggung. Cara yang paling mudah untuk menentukan kapasitas life jacket yang sesuai untuk Anda adalah yang terlihat lebih besar ukurannya dibanding ukuran tubuh Anda. Tapi jangan terlalu besar karena akan mengganggu gerakan tubuh Anda jika sudah berada didalam air. Ini cara yang paling mungkin dilakukan mengingat keadaan yang sudah mendesak.

Ketiga, ikat tali-temali pelengkap life jacket tersebut dengan baik pada tubuh Anda. Beberapa jenis life jacket memang dilengkapi tali seperti tali pada tas ransel. Gunanya agar life jacket itu tidak menjadi longgar pada tubuh dan kemungkinan bisa terlepas pada saat pengguna sudah berada didalam air. Perhatikan juga ikatan pada daerah selangkangan. Jika tidak diikat dengan baik, pengguna bisa merosot kebawah dan terlepas dari life jacket yang dikenakannya. Atur sedemikian rupa posisi tali-tali itu agar tidak tersangkut pada saat Anda bergerak cepat untuk meninggalkan kapal yang sedang tenggelam atau terbakar.

Dengan semakin ketatnya pemberlakuan peraturan keselamatan pelayaran, kita tidak perlu khawatir lagi jika melakukan perjalanan pada jalur laut. Banyak kapal laut yang sudah makin melengkapi peralatan keselamatannya. Terlebih setelah seringnya terjadi kecelakaan di luat akhir-akhir ini. Disamping itu, pelanggaran pada peraturan keselamatan pelayaran diancam dengan hukuman yang cukup berat. Ini sesuai dengan protokol standard yang dianut oleh IMO dan SOLAS ’74.